Mitos Bayi Baru Lahir, Ada 10 yang Dipercaya Masyarakat Indonesia
![]() |
| Ilustrasi mitos bayi baru lahir yang dipercaya masyarakat Indonesia. (Ilustrasi dibuat dengan AI Co-pilot/Tintanesia) |
Tintanesia - Kehadiran seorang bayi selalu membawa suasana hangat yang menyentuh hati, seolah dunia mengulang keajaibannya sekali lagi. Banyak keluarga memaknai kelahiran sebagai momen sakral yang menghubungkan manusia dengan garis leluhur. Dalam keheningan malam pertama, tangis kecil itu dipercaya mengandung doa yang turun bersama cahaya kehidupan.
Di berbagai daerah, cerita mengenai bayi baru lahir tidak pernah berdiri sendiri karena selalu ditemani oleh mitos-mitos yang diwariskan turun-temurun. Kisah-kisah tersebut berfungsi sebagai pengingat agar keluarga menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan alam yang tidak terlihat. Melalui petuah lama itu, orang tua diajak menapaki awal perjalanan dengan hati penuh kewaspadaan.
10 Mitos Bayi Baru Lahir
Kendatipun tidak semua tradisi masih dilakukan, mitos bayi tetap hidup sebagai bagian dari kebijaksanaan lokal. Banyak di antaranya lahir dari rasa sayang yang mendalam sehingga orang tua terdorong melindungi sang anak sejak hari pertama. Dari sini, kita dapat melihat bahwa mitos bukan hanya cerita, tetapi juga cerminan cinta dan harapan.
Berikut ini 10 mitos bayi baru lahir menurut masyarakat Indonesia:
1. Mitos Tidak Boleh Mencium Bayi Saat Ia Tidur
Dalam kepercayaan lama, mencium bayi ketika tidur dianggap dapat mengganggu energi halus yang menyelimuti tubuhnya. Para tetua percaya bahwa tidur adalah waktu di mana bayi sedang dilindungi oleh kekuatan lembut yang menjaga pertumbuhannya. Sentuhan berlebih dikhawatirkan mengusik keseimbangan itu.
Kemudian, mitos ini menjadi simbol ajakan untuk menghargai istirahat bayi. Orang tua dianjurkan menahan diri agar tidur sang kecil berjalan tenang tanpa gangguan. Pesan ini membawa makna agar kasih sayang diberikan dengan cara yang menenangkan.
2. Tali Pusar Harus Dirawat dengan Ritual Tertentu
Di banyak daerah, tali pusar dianggap sebagai penghubung terakhir antara seorang bayi dan dunia rahim. Ketika terlepas, masyarakat memandangnya sebagai penanda dimulainya perjalanan baru di alam dunia. Oleh sebab itu, perawatan tali pusar sering disertai doa atau ritual lembut.
Serta, sejumlah keluarga menyimpan tali pusar dalam wadah khusus untuk dihormati sebagai simbol keberkahan. Keyakinan ini bertujuan menjaga keselamatan si kecil dari gangguan halus yang dipercaya masih mengikuti proses kelahirannya. Melalui tindakan sederhana itu, orang tua berharap sang bayi tumbuh kuat dan sehat.
3. Bayi Tidak Boleh Keluar Rumah Sebelum Usia Tertentu
Mitos ini banyak ditemukan di berbagai wilayah Nusantara. Bayi dipercaya memiliki aura yang masih rapuh sehingga membutuhkan perlindungan dari angin luar dan energi asing. Mengajak sang kecil keluar terlalu cepat dianggap dapat mengundang risiko kesehatan.
Kendatipun terkesan membatasi, tradisi ini mendorong orang tua agar lebih berhati-hati. Masa awal kehidupan memang membutuhkan perhatian mengenai suhu, udara, dan kebersihan lingkungan. Dari sinilah mitos berkembang sebagai bentuk kepedulian.
4. Tidak Boleh Meletakkan Bayi di Atas Bantal Tinggi
Dalam cerita lama, meletakkan bayi di atas bantal yang terlalu tinggi dianggap dapat mengganggu aliran napasnya. Para orang tua zaman dulu memahami bahwa posisi tidur menentukan kenyamanan sang kecil. Untuk menjaga keselamatannya, mereka menghindari benda yang bisa menekan kepala atau leher.
Kemudian, mitos ini berkembang sebagai panduan agar orang tua memperhatikan posisi tidur bayi. Pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya menciptakan ruang istirahat yang aman. Dengan begitu, sang bayi dapat tidur pulas tanpa risiko yang tidak diinginkan.
5. Bayi Tidak Boleh Didudukkan Terlalu Dini
Masyarakat lama percaya bahwa tulang bayi masih lunak sehingga tidak boleh dipaksa duduk terlalu cepat. Tindakan tersebut dianggap dapat mengganggu pertumbuhan tulang belakang. Dari keyakinan ini lahir mitos untuk menahan diri sampai waktunya tiba.
Serta, pesan di balik mitos ini mengajak orang tua menghormati ritme tumbuh kembang anak. Setiap bayi memiliki waktunya sendiri untuk mengangkat kepala, berguling, dan duduk. Sikap sabar menjadi bagian dari perjalanan merawat.
6. Tidak Boleh Memotong Rambut Bayi Sebelum Usia Tertentu
Di beberapa daerah, rambut pertama seorang bayi dianggap membawa tuah tertentu. Masyarakat percaya bahwa memotongnya terlalu cepat dapat menghilangkan keberkahan awal kehidupannya. Oleh sebab itu, pemotongan rambut biasanya dilakukan pada acara khusus.
Kemudian, ritual ini sering disertai doa agar sang kecil tumbuh dengan karakter yang baik. Rambut pertama dianggap simbol kesucian dan kemurnian. Melalui tradisi ini, keluarga mempersembahkan harapan terbaik bagi masa depan anak.
7. Menaruh Daun atau Bunga Pada Tempat Tidur Bayi
Dalam tradisi tertentu, daun atau bunga dipandang sebagai pelindung alami dari energi yang tidak diinginkan. Tanaman yang digunakan biasanya memiliki aroma lembut yang memberikan ketenangan. Masyarakat percaya bahwa wewangian tersebut dapat membawa kesejukan bagi sang bayi.
Kendatipun terlihat sederhana, kebiasaan ini melambangkan rasa sayang orang tua yang ingin menjaga anaknya sejak dini. Mereka percaya bahwa alam turut membantu melindungi manusia kecil yang baru hadir ke dunia. Keharmonisan dengan alam menjadi pesan utama dari mitos ini.
8. Tidak Boleh Memotret Bayi Berlebihan
Beberapa keluarga meyakini bahwa terlalu banyak memotret bayi dapat mengganggu kenyamanannya. Cahaya yang berlebihan atau suara tertentu dianggap dapat meresahkan sang kecil. Dalam mitos lama, potret juga dipercaya menangkap sebagian energi lembut yang menyelimuti tubuh anak.
Serta, mitos ini mengingatkan agar orang tua menikmati momen tanpa berlebihan mendokumentasikannya. Kadang, kehadiran secara penuh lebih berharga daripada banyaknya foto. Pesan ini menekankan pentingnya kedekatan emosional.
9. Menyalakan Lampu Kecil di Dekat Tempat Tidur Bayi
Dalam beberapa kepercayaan, lampu kecil dipercaya dapat menghalau gangguan halus pada malam hari. Cahaya lembut dianggap menciptakan lingkaran perlindungan bagi bayi. Dengan penerangan tersebut, orang tua bisa memantau kondisi sang kecil tanpa mengganggu tidurnya.
Kemudian, tradisi ini menumbuhkan rasa aman dalam lingkungan rumah. Kesunyian malam terasa lebih menenangkan ketika ditemani cahaya yang hangat. Pada akhirnya, mitos ini berkembang sebagai simbol penjagaan.
10. Menjaga Suara Tetap Lembut di Sekitar Bayi
Masyarakat lama percaya bahwa suara keras dapat mengusir ketenangan yang menyelimuti bayi baru lahir. Semesta dianggap memberikan keheningan khusus bagi hari-hari pertama kehidupan anak. Dengan menjaga nada suara, keluarga menghormati fase yang sangat rapuh ini.
Serta, mitos ini menjadi pengingat bahwa ketenangan memiliki peran penting untuk perkembangan awal. Lingkungan yang damai membantu bayi merasa lebih aman. Dari sini, nilai keharmonisan dibangun sejak awal kehidupan.
Mitos sebagai Cinta yang Berbentuk Nasihat
Banyak mitos mengenai bayi baru lahir yang masih bertahan hingga kini karena mengandung pesan moral. Kendatipun tidak semua bersumber dari fakta ilmiah, banyak yang lahir dari kepedulian mendalam terhadap keselamatan sang kecil. Dari cerita-cerita tersebut, kita belajar bahwa cinta sering hadir melalui bentuk yang sederhana.
Kemudian, mitos-mitos ini menjadi jembatan antara generasi lama dan baru. Di dalamnya terdapat jejak kebijaksanaan yang pernah menemani kelahiran manusia selama berabad-abad. Dengan memahami maknanya, kita dapat melihat bahwa tradisi selalu membawa kehangatan tersendiri.*
Penulis: Fau
