Sosok Putih Muncul di Sawah Saat Warga Sampang Pulang Tahlilan

Gambar suasana malam di sawah Madura dengan sosok putih berdiri dekat jembatan kecil di bawah cahaya bulan.
Ilustrasi suasana mistis di sawah saat perjalanan pulang tahlilan. (Ilustrasi dibuat dengan AI Co-pilot/Tintanesia)

Tintanesia - Beberapa peristiwa sulit dijelaskan dengan logika. Beberapa pengalaman hadir begitu saja dalam kehidupan seseorang tanpa bisa diminta atau ditolak, seolah menjadi pengingat bahwa semesta menyimpan banyak misteri. Hal serupa dialami seorang warga Plakaran, Jrengik, Kabupaten Sampang, saat perjalanan pulang dari sebuah tahlilan di desa sebelah.

Malam itu terasa biasa, namun suasana sunyi di jalur perbatasan antara Desa Bancelok dan Plakaran, perlahan berubah menjadi pengalaman yang membekas dalam ingatan. Jalanan sepi, hanya suara angin dan gesekan daun di tengah persawahan yang memanjang, sementara remang lampu jauh dari pemukiman menjadi saksi perjalanan tersebut.

Meski jarak antara tempat tahlilan dan rumahnya tidak jauh (hanya terpisah beberapa petak sawah) perjalanan pulang malam itu, justru menghadirkan momen yang membuat bulu kuduk berdiri. Kisah ini kemudian diceritakan langsung oleh Hardi, warga berusia 26 tahun yang mengalaminya.

Suasana Sunyi di Tengah Sawah dan Penampakan Berjubah Putih

Menurut Hardi, malam itu dirinya hendak pulang dengan mengambil jalur pintas melewati sawah. Jalur ini sudah sering digunakan warga sekitar karena lebih cepat dibanding jalan besar yang memutar. Saat itu kondisi malam tenang, hanya sesekali terdengar suara serangga.

Namun ketenangan itu berubah ketika Hardi hampir tiba di sebuah jembatan kecil yang menjadi akses utama jalur pintas. Di tempat itulah, ia melihat sesuatu yang tidak biasa. Sebuah sosok berjubah putih terlihat mondar-mandir, seolah melayang di atas tanah.

“Saya berhenti sebentar, soalnya awalnya saya kira orang. Tapi lama-lama tampak tidak wajar karena bayangannya seperti terbang,” ujar Hardi sambil menghela napas ketika menceritakan kembali kejadian tersebut.

Hardi mencoba fokus, berharap yang dilihatnya hanyalah efek cahaya atau pantulan kabut. Namun semakin diperhatikan, sosok itu tampak semakin nyata. Gerakannya pelan, tetapi tidak seperti manusia berjalan. Sosok putih itu tampak samar, namun jelas memiliki bentuk tubuh.

“Saya langsung merasa tidak enak. Badan rasanya dingin. Akhirnya saya putuskan tidak lewat situ,” sambungnya.

Karena merasa tidak tenang, Hardi memilih jalur alternatif yang jaraknya tiga kali lebih jauh, meskipun berarti harus melewati beberapa tikungan tajam dan area yang lebih gelap.

Kemunculan Sosok Mirip Pocong di Tikungan Sunyi

Perjalanan pulang di jalur alternatif tidak serta-merta membuat suasana menjadi lebih baik. Ketika motor melewati salah satu tikungan yang cukup dikenal angker oleh warga, kejadian tak terduga kembali terjadi. Sebuah benda putih, yang bentuknya mengingatkan pada pocong, tampak muncul dan menghilang di atas sebuah pohon.

Menurut Hardi, sosok putih itu muncul berkali-kali, seolah memperlihatkan keberadaannya. Penampakan tersebut tidak berada di tanah, melainkan di atas pohon dengan posisi menggantung.

“Waktu itu saya benar-benar kaget. Benda putih itu muncul lalu hilang, seperti pindah tempat tapi tetap berada di pohon itu,” ungkapnya.

Degupan jantungnya semakin kencang. Malam yang semula biasa berubah menjadi perjalanan yang dipenuhi rasa cemas. Hardi mengaku tidak berusaha berhenti atau memastikan lebih lanjut karena rasa takut sudah menguasai pikirannya.

Tanpa pikir panjang, Hardi langsung memutar gas motor sekuat mungkin. Meski motornya memiliki sedikit kerusakan pada knalpot dan mengeluarkan suara keras, saat itu hanya ada satu tujuan: segera sampai rumah.

“Motor saya bunyinya keras, tapi justru saat itu seperti penolong. Saya hanya ingin cepat pulang dan tidak menoleh ke belakang,” tuturnya.

Keyakinan, Energi Malam, dan Cerita Mistis yang Tak Pernah Hilang

Cerita-cerita seputar penampakan di jalur sawah dan perbatasan desa bukan hal baru di masyarakat Madura. Beberapa warga meyakini waktu tertentu, terutama selepas Isya hingga tengah malam, menjadi momen ketika energi-energi tak kasat mata lebih mudah muncul atau memperlihatkan diri.

Sebagian masyarakat menyebutnya ujian keberanian, sebagian lainnya menganggapnya sebagai tanda agar manusia lebih berhati-hati saat melintasi tempat sunyi. Namun ada pula yang menafsirkan pengalaman tersebut sebagai bentuk isyarat agar lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Hardi sendiri tidak ingin memperdebatkan apakah yang dilihatnya merupakan makhluk gaib atau sekadar ilusi penglihatan. Baginya, pengalaman itu lebih menjadi peringatan bahwa ada hal-hal di luar logika yang tidak bisa dipaksakan untuk dipahami.

“Saya tidak mau bilang itu hantu atau apa. Tapi yang jelas, malam itu saya melihat sesuatu yang berbeda. Setelah kejadian itu, saya lebih memilih lewat jalan besar saja,” kata Hardi dengan nada reflektif.

Antara Misteri dan Kepercayaan

Peristiwa yang dialami Hardi menjadi satu dari sekian banyak kisah mistis yang masih hidup di tengah masyarakat pedesaan Madura. Meskipun tidak semua orang percaya, cerita-cerita semacam ini tetap menjadi bagian dari tradisi lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam suasana spiritual seperti tahlilan, keyakinan dan pengalaman personal sering kali bertemu dengan misteri alam sekitar. Pengalaman Hardi seakan mengingatkan bahwa perjalanan pulang di malam hari bukan hanya soal jarak dan cahaya, tetapi juga tentang keberanian dan doa.

Sebagian orang mungkin akan menganggap cerita ini sebagai hal biasa, sementara yang lainnya melihatnya sebagai pengalaman berharga. Namun bagi Hardi, malam itu menjadi malam yang tidak akan mudah terlupakan.*

Penulis: Fau

Posting Komentar