Burung Merpati Dianggap Simbol Cinta Abadi oleh Orang Jawa, Benarkah?
![]() |
| Ilustrasi sepasang merpati putih yang dipercaya sebagai simbol cinta abadi dalam kepercayaan masyarakat Jawa. (Ilustrasi dibuat dengan AI Co-pilot/Tintanesia) |
Tintanesia - Ada banyak simbol dalam budaya Jawa yang berkaitan dengan cinta, penyatuan jiwa, dan ketulusan hati. Di antara semua simbol tersebut, burung merpati menjadi salah satu yang paling sering muncul dalam tradisi, cerita lisan, hingga ritual tertentu.
Diketahui, masyarakat Jawa melihat merpati bukan sekadar hewan biasa, tetapi sebagai makhluk pembawa pesan batin tentang setia, tulus, dan ikatan jiwa yang tidak mudah terputus.
Kepercayaan ini tidak muncul begitu saja, tetapi tumbuh dari pengamatan panjang terhadap perilaku merpati yang memilih satu pasangan seumur hidup. Hal itu membuat merpati dianggap sebagai simbol cinta yang tidak hanya romantis, tetapi juga spiritual.
Jadi semacam ada rasa kagum dan penghormatan yang mengalir dari kepercayaan tersebut, seolah merpati membawa pesan suci tentang cinta yang tidak gampang pudar meski waktu berlalu.
Karena itu, sebagian orang Jawa menjaga merpati layaknya teman spiritual. Tekad untuk merawat dan menghargainya dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kehidupan. Di balik sayap yang lembut, tersimpan filosofi mendalam tentang kesetiaan dan keteguhan hati yang terus diwariskan lintas generasi.
Makna Filosofis Burung Merpati dalam Kepercayaan Jawa
Dalam pandangan spiritual masyarakat Jawa, burung merpati bukan sekadar hewan penghias halaman. Pasalnya hewan ini, diyakini membawa makna filosofis tentang hubungan manusia dengan cinta yang tulus dan mendalam.
Kesetiaan merpati pada satu pasangan sering dianggap sebagai cerminan hubungan ideal yang harmonis dan penuh pengorbanan. Pandangan ini tumbuh menjadi bagian penting dalam tradisi dan pola pikir masyarakat Jawa tentang cinta dan rumah tangga.
Selain itu, merpati dianggap melambangkan komunikasi hati yang jujur. Dalam beberapa kepercayaan, makhluk ini dipercaya mampu menjadi penghubung doa, harapan, dan pesan batin. Keheningan gerakannya ketika terbang dianggap sejalan dengan konsep hidup yang halus, pelan, tetapi memiliki tujuan jelas. Ini selaras dengan falsafah Jawa yang selalu mengutamakan ketenangan batin dibanding hingar-bingar duniawi.
Seiring waktu, makna tersebut menjadi bagian dari simbol sosial. Merpati sering dikaitkan dengan kehidupan yang tenteram, cinta yang matang, dan hubungan yang kokoh. Karena itulah, memelihara merpati bukan hanya hobi, melainkan bentuk penghargaan terhadap ajaran leluhur mengenai kesetiaan dan keindahan rasa.
Tradisi, Ritual, dan Pelestarian Kepercayaan tentang Merpati
Dalam beberapa kebiasaan masyarakat Jawa, burung merpati hadir sebagai bagian dari acara maupun simbol yang mendampingi ritual tertentu. Contohnya, ada keluarga yang melepas sepasang merpati ketika menggelar pernikahan, sebagai tanda harapan bahwa pengantin akan hidup damai dan setia sampai akhir hayat. Tradisi ini dianggap sebagai doa simbolis yang lebih kuat daripada sekadar ucapan selamat.
Selain digunakan dalam ritual pernikahan, merpati juga muncul dalam tradisi lomba terbang yang berlangsung secara turun-temurun. Kegiatan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bentuk interaksi emosional antara manusia dan hewan. Banyak orang Jawa percaya bahwa, merawat merpati dengan penuh kasih sayang dapat membawa keberkahan, ketenangan batin, dan energi cinta yang lebih stabil.
Meskipun zaman terus berubah dan banyak nilai budaya perlahan memudar, kepercayaan tentang merpati tetap bertahan. Seolah ada rasa tanggung jawab moral untuk melestarikan makna ini, agar generasi berikutnya tidak kehilangan ajaran spiritual yang penuh kehalusan.
Bagi orang Jawa, Merpati tetap menjadi simbol hidup yang mengingatkan manusia bahwa cinta sejati tidak perlu dirayakan dengan kata, cukup dipahami dan dijaga seperti napas yang tenang.
Merpati sebagai Simbol Spiritualitas Cinta Abadi
Pandangan masyarakat Jawa tentang cinta bukan hanya soal rasa, tetapi juga perjalanan jiwa. Dalam kerangka ini, merpati dianggap memiliki peran sebagai pengingat bahwa cinta sejati bersifat abadi dan tidak mudah berubah karena keadaan. Ketulusan hubungan merpati mencerminkan cinta yang bertahan dari waktu ke waktu, bahkan ketika jarak dan tantangan muncul.
Kepercayaan ini memberi ruang refleksi bagi siapa pun yang memandang merpati dengan hati terbuka. Ketika seekor merpati kembali ke pasangannya setelah terbang jauh, masyarakat Jawa melihatnya seperti seseorang yang kembali kepada rumah batin setelah belajar banyak hal di dunia luar. Jadi semacam ada kedalaman makna di balik setiap gerak yang menunjukkan bahwa cinta bukan hanya tentang bersama, tetapi tentang pulang.
Dari sudut pandang spiritual, merpati menjadi simbol kesatuan dua jiwa yang saling menerima. Keberadaannya, seolah mengajarkan bahwa cinta sejati tidak perlu tergesa-gesa, karena cinta yang tenang justru lebih kuat dibanding cinta yang penuh gelora sesaat. Nilai ini terus hidup dan menjadi bagian dari warisan budaya yang tak lekang dimakan waktu.
Kepercayaan orang Jawa terhadap burung merpati sebagai simbol cinta abadi bukanlah sekadar keyakinan lama, tetapi bagian dari perjalanan panjang budaya yang penuh kebijaksanaan. Di balik bulunya yang lembut, merpati mengajarkan manusia tentang arti kesetiaan, penghormatan, dan cinta yang berjalan bersama waktu.
Pada akhirnya, merpati bukan hanya burung. Dalam pandangan budaya Jawa, hewan yang satu ini semacam pengingat sunyi tentang cinta yang tidak lekang oleh usia, tidak digoyahkan oleh keadaan, dan tidak hilang meski jarak terbentang. Jadi seolah menjadi simbol yang tetap hidup dalam hati masyarakat dan terus diwariskan dengan penuh penghormatan.*
Penulis: Fau
