6 Mitos Gunung Arjuno yang Terkenal di Kalangan Pendaki

Pemandangan mistis Gunung Arjuno diselimuti kabut dan cahaya pagi, menggambarkan keindahan serta aura spiritual pegunungan Jawa Timur.
Ilustrasi kabut halus menyelimuti punggung Arjuno, seolah menyembunyikan rahasia para leluhur. (Ilustrasi dibuat dengan AI Co-pilot/Tintanesia)

Tintanesia - Gunung Arjuno berdiri megah di antara Malang dan Pasuruan, bagaikan raksasa tua yang menyimpan rahasia zaman purba. Kabutnya menari lembut di antara pepohonan pinus, sementara udara dingin membawa aroma tanah basah yang menenangkan, namun juga menyisakan getar misteri di dada.

Banyak yang percaya, setiap langkah di jalur pendakiannya bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin menuju pemahaman diri dan alam semesta.

Dari kejauhan, siluet puncaknya tampak seperti bayangan seorang resi yang sedang bertapa. Arjuno, begitu orang Jawa Timur menyebutnya, bukan sekadar gunung. Tetapi semacam simbol spiritual yang dihormati sejak berabad-abad lalu. Sehingga tak heran, bila banyak pendaki yang merasa ada energi halus yang mengawasi setiap langkah mereka.

Gunung ini tidak hanya indah, tapi juga menyimpan kisah yang menembus batas waktu. Seolah setiap desir angin membawa bisikan masa lalu yang menuntun para pejalan untuk memahami makna ketenangan dan keberanian.

Sejarah dan Latar Budaya Gunung Arjuno

Nama Arjuno semacam diambil dari tokoh ksatria Pandawa dalam kisah Mahabharata yang dikenal gagah, suci, dan berilmu tinggi. 

Warga sekitar meyakini bahwa Arjuno bukan hanya gunung, tetapi penjaga alam dan keseimbangan batin manusia. Setiap pendaki disarankan untuk bersikap sopan dan menjaga perilaku, karena alam di sini diyakini memiliki mata yang dapat melihat kesombongan hati.

Keindahan Alam dan Daya Tarik Wisata Arjuno

Gunung Arjuno tetap menjadi magnet bagi para pecinta alam. Hal itu karena hamparan hutan pinus, padang rumput luas, hingga matahari terbit dari balik Gunung Welirang yang menghadirkan pemandangan yang sulit dilupakan.

Setiap jalur pendakian menawarkan keunikan tersendiri. Ada jalur Tretes yang dikenal curam namun menantang. Kemudian jalur Lawang, sekan menonjolkan panorama hutan tropis yang lebat.

Saat malam tiba, langit Arjuno bagaikan kanvas hitam yang bertabur ribuan bintang, menciptakan suasana hening yang membuat siapa pun ingin berdoa.

Pendaki yang berhenti di titik Petirtaan Dewi Sri sering merasakan ketenangan mendalam, seolah alam sedang memeluk dalam keheningan suci. Keindahan inilah yang membuat Arjuno tidak hanya tempat pendakian, tetapi ruang meditasi alam terbuka.

Kisah Mistis dan 6 Mitos Gunung Arjuno

Gunung Arjuno dikenal memiliki banyak kisah mistis yang hidup di tengah masyarakat dan para pendaki. Dari sekian banyak cerita, enam di antaranya paling sering dibicarakan karena dianggap seolah-olah nyata dan penuh makna, yakni sebagai berikut:

1. Mitos Pasar Setan di Jalur Lawang

Konon, di salah satu titik hutan Arjuno terdapat “pasar” yang tak terlihat oleh mata biasa. Para pendaki yang melewati area ini kadang mendengar suara ramai, seperti orang tawar-menawar, tanpa satu pun wujud terlihat. Dikatakan, siapa pun yang bersikap tidak sopan bisa “terbeli” oleh dunia gaib dan tak kembali seperti semula.

2. Mitos Pendaki Hilang Tanpa Jejak

Beberapa kisah menyebut, orang yang berniat mendaki dengan hati angkuh atau mengabaikan aturan adat sering kali tersesat tanpa arah. Konon, mereka masuk ke dimensi lain yang dijaga makhluk halus penunggu gunung. Setelah ditemukan, sebagian mengaku waktu terasa berbeda seolah baru sebentar, padahal telah berhari-hari.

3. Mitos Pertapaan Eyang Semar dan Para Leluhur

Beberapa lokasi di sekitar puncak dikenal sebagai tempat semedi tokoh spiritual seperti Eyang Semar atau Resi Arjuno. Pendaki yang memiliki batin peka kadang merasakan kehadiran sosok berjubah putih, melintas sekejap di antara kabut. Kepercayaan ini menumbuhkan rasa hormat bahwa Arjuno adalah gunung para resi, bukan sekadar tempat wisata.

4. Mitos Batu Ajian dan Petirtaan Suci

Terdapat beberapa batu besar di jalur pendakian yang dipercaya menyimpan energi spiritual. Sebagian warga menyebutnya sebagai batu ajian, tempat orang zaman dahulu memohon kekuatan dan ketenangan batin. Di dekatnya, terdapat petirtaan dengan air jernih yang dianggap dapat membersihkan diri secara lahir dan batin.

5. Mitos Suara Gamelan dari Puncak Gunung

Pada malam tertentu, terutama menjelang bulan purnama, alunan gamelan halus dari arah puncak akan terdengar. Suara itu diyakini sebagai tanda, bahwa arwah para leluhur sedang mengadakan upacara. Siapa pun yang mendengarnya, disarankan untuk berdoa dan tidak mencari sumbernya.

6. Mitos Penjaga Tak Kasatmata

Banyak pendaki percaya, setiap rombongan memiliki penjaga tak kasatmata yang menyertai selama perjalanan. Sosok ini akan menuntun bila niatnya tulus, namun bisa menyesatkan bila hati dipenuhi kesombongan. Karena itu, sebelum mendaki, masyarakat setempat selalu berpesan agar minta izin kepada penjaga gunung dengan doa sederhana.

Pandangan Ilmiah dan Rasional

Secara ilmiah, Gunung Arjuno merupakan gunung berapi yang sudah lama tidak aktif, berdampingan dengan Gunung Welirang yang masih hidup. Suara gamelan yang kadang terdengar bisa dijelaskan sebagai fenomena akustik dari hembusan angin yang melewati lembah sempit dan memantul di antara batu-batu.

Sedangkan kabar tentang pendaki yang tersesat sering disebabkan kabut tebal yang muncul tiba-tiba, membuat pandangan terbatas dan arah menjadi membingungkan. Sementara sensasi pengawasan gaib, mungkin muncul karena medan berat yang menuntut kewaspadaan tinggi, membuat pikiran manusia lebih peka terhadap lingkungan.

Namun di balik penjelasan logis itu, tidak ada salahnya bila misteri tetap dijaga. Karena kadang, yang tak bisa dijelaskan justru menumbuhkan rasa hormat terhadap alam.

Nilai Budaya dan Pesan Kehidupan

Dari berbagai kisah mistis di atas, seolah-olah Gunung Arjuno mengajarkan keseimbangan antara kekuatan dan ketenangan, antara ambisi dan keikhlasan. Pendaki yang berhasil mencapai puncak tidak hanya menaklukkan medan, tapi juga menaklukkan egonya sendiri.

Dari kisah-kisah mistisnya, kita belajar tentang pentingnya sikap sopan terhadap alam. Gunung bukan tempat untuk diuji, melainkan tempat untuk dihormati. Setiap langkah di jalur pendakian adalah doa yang terucap tanpa suara.

Arjuno, dengan segala mitos dan keindahannya, menjadi pengingat bahwa keagungan alam tidak selalu harus dimengerti, cukup dirasakan dengan hati yang tenang.

Pesona Abadi Gunung Arjuno

Gunung Arjuno bukan hanya bagian dari lanskap Jawa Timur, tetapi juga bagian dari jiwa masyarakatnya. Keindahan alam dan kisah mistisnya berpadu menjadi warisan yang mengajarkan kearifan dan penghormatan terhadap alam semesta.

Bagi banyak pendaki, Arjuno bukan sekadar tujuan, melainkan perjalanan spiritual yang memurnikan batin. Di sanalah manusia belajar untuk tunduk, mendengar, dan memahami keheningan alam.

Dan mungkin, di balik kabut dan desir angin puncaknya, Gunung Arjuno sedang tersenyum menyambut setiap jiwa yang datang dengan hati yang bersih.*

Penulis: Fau

1 komentar
Batal
Comment Author Avatar
Dinda
Saya pernah naik ke Gunung ini, alhamdulillah Selamat hingga nyampek rumah