TERBARU

SMAN 1 Sungai Geringging Tingkatkan Kompetensi Guru Lewat IHT

IHT di SMAN 1 Sungai Geringging
Kegiatan IHT di SMAN 1 Sungai Geringging/Jeki

Tintanesia, Padang Pariaman – Dalam menghadapi era transformasi pendidikan yang terus berkembang, SMAN 1 Sungai Geringging mengambil langkah strategis melalui kegiatan In-House Training (IHT). Program ini menjadi wujud nyata komitmen sekolah dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman.

Selama dua hari pelaksanaan, kegiatan berlangsung dengan semangat kolaboratif antara kepala sekolah, narasumber, dan seluruh guru yang terlibat aktif.

Transformasi Pendidikan dan Kesiapan Guru di Era Modern

Pendidikan saat ini menuntut guru untuk terus memperbarui wawasan serta keterampilan dalam menghadapi dinamika pembelajaran. Melalui kegiatan IHT, SMAN 1 Sungai Geringging berupaya memberikan wadah bagi tenaga pendidik agar mampu berinovasi dalam proses belajar mengajar.

Peningkatan kompetensi tidak hanya berfokus pada penguasaan materi, tetapi juga pada kemampuan memahami karakter peserta didik secara mendalam.

Kegiatan yang digelar pada 8–9 Oktober 2025 tersebut berlangsung di lingkungan sekolah dengan suasana yang kondusif. Kepala SMAN 1 Sungai Geringging, Sunarto, turut hadir dan memberikan dukungan penuh terhadap pelatihan yang diikuti seluruh guru.

Ia menilai kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat profesionalitas pendidik agar mampu memberikan pelayanan terbaik bagi siswa di tengah perubahan sistem pendidikan nasional.

Narasumber utama, Widya Siswandi, S.T., M.Si., tampil dengan materi bertema “Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menghadapi Transformasi Pendidikan yang Berkelanjutan.” Materi yang dibawakan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif sesuai kondisi nyata di sekolah.

Kolaborasi Guru dan Orang Tua untuk Pembelajaran Bermakna

Pada hari pertama, setiap guru diberi kesempatan untuk menyampaikan kendala yang sering dihadapi di ruang kelas. Dari situ muncul berbagai permasalahan terkait metode mengajar, motivasi siswa, serta peran keluarga dalam mendukung kegiatan belajar di rumah.

Melalui sesi ini, para pendidik dapat saling berbagi pengalaman dan menemukan solusi bersama demi menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna.

Dalam kesempatan tersebut, Widya Siswandi menegaskan pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam proses pendidikan. Menurutnya, keberhasilan siswa tidak akan tercapai tanpa dukungan dari keluarga yang menjadi lingkungan pertama bagi anak.

“Proses belajar tidak dapat sepenuhnya berlangsung secara utuh apabila tidak ada peran orang tua di dalamnya, sehingga perlu juga kolaborasi dengan peran orang tua,” tuturnya menegaskan pentingnya sinergi tersebut.

Pesan yang disampaikan narasumber tersebut menggugah kesadaran guru untuk memperkuat komunikasi dengan wali murid. Hubungan yang baik antara sekolah dan keluarga akan menciptakan suasana belajar yang positif bagi peserta didik.

Refleksi, Kebersamaan, dan Harapan Setelah Pelatihan

Hari kedua menjadi momen refleksi sekaligus perenungan atas seluruh materi dan pengalaman yang diperoleh selama pelatihan. Para guru diminta untuk menyusun ringkasan hasil diskusi dan menyampaikan pandangan mereka mengenai perubahan yang diharapkan setelah kegiatan berakhir.

Dalam suasana penuh keakraban, muncul berbagai ide kreatif dan komitmen baru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah.

Salah satu guru Bimbingan Konseling turut menyampaikan kesan mendalam terhadap kegiatan tersebut.

“Hal yang berkesan ketika menjadi guru yaitu ketika peserta didik tersenyum bahagia saat berhasil sesuai harapan atau mendengarkan keluh kesah mereka,” ungkapnya penuh haru. Ucapan ini menggambarkan peran guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendengar setia yang memahami setiap perasaan siswa.

Menjelang penutupan, kegiatan ditutup dengan momen “Babacakan” atau makan bersama yang menumbuhkan rasa persaudaraan antarpendidik. Suasana hangat dan penuh kebersamaan menjadi simbol kesuksesan pelatihan selama dua hari tersebut.

IHT kemudian diakhiri dengan presentasi hasil refleksi dari setiap kelompok, yang menjadi penanda bahwa seluruh peserta siap membawa semangat baru dalam mengembangkan pendidikan berkelanjutan.

Penulis: Jeki

Posting Komentar