Mitos Menyapu saat Maghrib Bisa Undang Makhluk Halus, Benarkah?
![]() |
Ilustrasi menyapu saat Maghrib/Pixabay/DrNickStafford |
Tintanesia - Kepercayaan bahwa menyapu ketika waktu maghrib dapat mengundang makhluk halus telah lama berakar dalam budaya masyarakat Indonesia. Keyakinan ini muncul dari pandangan bahwa saat matahari terbenam merupakan masa peralihan dari terang menuju gelap, waktu itu energi alam berubah.
Tintanesia tidak akan menyembunyikan informasi, yakni banyak orang tua zaman dahulu meyakini, bahwa jin dan setan mulai keluar saat matahari tenggelam.
Mitos Menyapu Saat Maghrib Diwariskan secara Lisan
Mitos Menyapu saat Maghrib bisa mengundang makhluk halus ini kemudian diwariskan secara turun-temurun dan masih sering dipercaya hingga kini, terutama di wilayah pedesaan.
Artinya meskipun generasi muda mulai mempertanyakan hal ini, namun mitos menyapu saat maghrib tetap melekat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sebagian keluarga masih menegur anggota rumah yang menyapu pada jam-jam menjelang malam, dikarenakan dianggap tidak sopan terhadap “penghuni tak kasatmata”.
Siapa Pembuat Mitos Menyapu Saat Maghrib?
Tidak ada membuat mitos menyapu saat Maghrib, masyarakat dahulu mempercayai bahwa Matahari tenggelam ini termasuk momen penting l. Yaitu merupakan batas antara dunia manusia dan alam gaib menjadi tipis.
Aktivitas seperti menyapu di waktu Maghrib dianggap bisa menyinggung keberadaan makhluk halus yang sedang berkelana mencari tempat singgah. Pasalnya pandangan tersebut, membuat banyak orang memilih berhenti beraktivitas sejenak saat adzan maghrib berkumandang.
Selain itu, bunyi gesekan sapu lidi pada malam hari kerap dikaitkan dengan sesuatu yang misterius. Dalam suasana sepi, suara sapuan dianggap dapat menarik perhatian entitas tak terlihat. Sebagian versi cerita rakyat bahkan menyebut, bahwa mendengar sapu diseret di malam hari merupakan pertanda keberadaan sosok kuntilanak di sekitar rumah.
Mengapa Menyapu Saat Maghrib Dianggap Tidak Biasa?
Pada masa lalu, penerangan di rumah sangat terbatas karena belum adanya listrik. Menyapu di kegelapan, bisa menimbulkan kesan aneh dan menakutkan terutama bagi anak-anak. Kondisi inilah yang memperkuat keyakinan masyarakat bahwa aktivitas tersebut membawa dampak buruk.
Kebiasaan itu kemudian berkembang menjadi larangan tidak tertulis di banyak daerah. Masyarakat percaya, menyapu ketika senja bukan hanya mengundang roh halus, tetapi juga membuat rezeki menjauh. Walau tanpa bukti nyata, pesan moral di baliknya tetap dipatuhi sebagai bentuk menjaga harmoni dan ketenangan di rumah.
Penjelasan Rasional di Balik Mitos Menyapu Maghrib
Jika ditelusuri lebih dalam, larangan ini sebenarnya memiliki makna logis yang berkaitan dengan kebiasaan hidup masyarakat pada masa lalu. Saat maghrib tiba, umat Islam disarankan berhenti bekerja untuk melaksanakan shalat.
Dengan menghentikan aktivitas rumah tangga seperti menyapu, seseorang bisa lebih fokus beribadah dan menenangkan diri setelah seharian beraktivitas.
Selain faktor ibadah, keselamatan juga menjadi alasan masuk akal di balik mitos tersebut. Menyapu di tengah pencahayaan yang redup berpotensi menyebabkan kecelakaan kecil, seperti menginjak benda tajam atau terantuk perabotan.
Maka bisa dibilang, bahwa mitos larangan menyapu saat senja berfungsi sebagai peringatan agar masyarakat berhati-hati dan menunda pekerjaan rumah hingga suasana terang kembali.
Makna Sosial dari Larangan Menyapu saat Maghrib
Di sisi lain, larangan ini memiliki nilai sosial yang cukup positif. Dengan menahan diri untuk tidak melakukan pekerjaan rumah saat maghrib, anggota keluarga bisa berkumpul bersama dan saling berinteraksi. Waktu tersebut menjadi momen penting untuk menjalin kebersamaan sebelum melanjutkan kegiatan malam hari.
Kepercayaan ini juga membantu menciptakan rutinitas yang seimbang antara bekerja dan beristirahat. Dalam konteks budaya, larangan tersebut bukan hanya soal kepercayaan terhadap makhluk halus, tetapi juga tentang menjaga ketertiban hidup.
Ketika larangan itu benar-benar diperhatikan, maka nilai moral di balik mitos menyapu maghrib dapat dipandang sebagai bentuk kearifan lokal yang mengajarkan keseimbangan antara spiritual dan sosial.
Pandangan Islam Mengenai Menyapu Saat Maghrib
Dalam ajaran Islam, tidak terdapat dalil yang secara eksplisit melarang seseorang menyapu di malam hari. Al-Qur’an dan hadis tidak menyinggung aktivitas kebersihan sebagai hal yang berdosa. Namun, umat Muslim dianjurkan untuk menahan anak-anak dan menutup pintu rumah ketika matahari tenggelam, sebab pada waktu tersebut setan mulai bertebaran di bumi.
Artinya, menyapu tetap diperbolehkan selama tidak mengganggu waktu ibadah dan dilakukan dengan niat menjaga kebersihan. Islam bahkan menempatkan kebersihan sebagai bagian dari iman. Oleh karena itu, tidak ada dasar agama yang menyatakan bahwa menyapu saat maghrib akan mengundang makhluk gaib. Pandangan ini menegaskan bahwa mitos tersebut lebih merupakan warisan budaya ketimbang ajaran keagamaan.
Mitos Menyapu saat Maghrib ini Kekayaan Nusantara
Mitos menyapu saat maghrib menjadi bukti bahwa budaya dan kepercayaan rakyat Indonesia memiliki kedalaman makna tersendiri. Walau sering dikaitkan dengan dunia mistik, sejatinya pesan moral di balik larangan ini bertujuan menjaga ketertiban, keselamatan, dan waktu beribadah. Nilai-nilai seperti disiplin, kebersamaan, dan kehati-hatian menjadi pelajaran berharga dari tradisi tersebut.
Pada akhirnya, setiap orang bebas memilih untuk mempercayainya atau tidak. Namun yang terpenting, kebersihan rumah tetap dijaga tanpa mengabaikan waktu shalat dan momen kebersamaan keluarga.
Dengan memahami secara bijak, mitos menyapu saat maghrib dapat dipandang bukan sebagai ketakutan, melainkan sebagai warisan budaya yang mengajarkan kearifan hidup.*
Penulis: Fau