Malam Jum'at Kliwon Gamelan Bunyi Sendiri, Mahasiswa Madura Kelimpungan

Suasana ruang gamelan tradisional kosong di malam Jumat Kliwon dengan nuansa angker dan pencahayaan redup.
Ilustrasi gamelan angker berbunyi sendiri saat malam Jumat Kliwon. (Ilustrasi dibuat dengan AI Co-pilot/Tintanesia)

Tintanesia, Madura - Suara angker gending malam jum'at kliwon bikin mahasiswa di salah satu kampus Madura takut bukan main. Pasalnya, terdengar suara gamelan berbunyi sendiri di tengah malam, tanpa ada satu pun orang di sekitar. Peristiwa itu membuat suasana yang awalnya biasa saja berubah menjadi mencekam, terlebih karena terjadi di waktu yang dikenal penuh misteri. Yakni, jumat Kliwon.

Gamelan Berbunyi Tengah Malam Tanpa Pemain

Gappan (Nama samaran) menyebut k jadian itu terjadi pada 5 tahun lalu. Kisah tersebut bermula setelah kegiatan latihan gamelan rutin di kampus selesai. Saat itu, semua anggota tim karawitan memilih kembali ke kos, sedangkan sebagian lainnya memutuskan untuk nongkrong di warung kopi dekat kampus. Sementara Gappan yang merasa lelah, memilih beristirahat di sekretariat tempat penyimpanan peralatan musik tradisional itu.

"Semua teman saya sudah pulang ke kos, sebagian lagi nongkrong di warung dekat kampus. Saya memilih istirahat di sekretariat karena sudah capek,” balasnya saat Tintanesia mengkonfirmasi lewat WhatsApp, (31/10/25).

Awalnya suasana terasa tenang, hanya terdengar bunyi jangkrik di luar jendela. Namun, tepat pukul 00.30 dini hari, dentuman gong terdengar pelan dari ruang latihan yang berjarak sekitar dua puluh meter dari sekretariat tempat Gappan istirahat. Suara itu muncul beberapa kali, diikuti bunyi bonang dan kendang yang menyusul secara bergantian.

“Awalnya hanya gong, lalu muncul bunyi bonang dan kendang. Lama-lama semua gamelan ikut berbunyi. Saya kaget, tapi penasaran juga,” jelasnya.

Ruang Latihan Sunyi Saat Pintu Dibuka

Tak menunggu lama, Gappan memutuskan memeriksa langsung ke ruang latihan. Ia berjalan perlahan di lorong gedung yang gelap dengan langkah berhati-hati. Dari luar ruangan, suara gamelan terdengar semakin jelas dan membentuk irama gending khas tradisional.

Namun begitu pintu dibuka, suara itu langsung hilang seketika. Hening, seolah tidak pernah ada suara apa pun sebelumnya.

“Saya sempat berdiri lama di depan pintu. Semua alat masih di posisi semula, tidak bergeser sedikit pun. Saya benar-benar bingung,” imbuhnya.

Rasa penasaran bercampur takut membuatnya memeriksa satu per satu alat musik. Gong besar, bonang, saron hingga kendang semuanya masih tersusun rapi seperti terakhir digunakan. Tidak ada tanda-tanda seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

Satpam Menegur dan Tak Percaya Penjelasan Gappan

Ketika hendak keluar, Gappan dikejutkan oleh suara keras dari arah belakang. Seorang satpam yang berjaga malam mendadak menegurnya dengan nada tinggi. dia memarahi dan meminta kepada Gappan agar tidak main gamelan tengah malam.

Gappan mencoba menjelaskan bahwa dia tidak memainkan alat apa pun dan justru datang karena mendengar suara aneh. “Saya bilang, saya cuma mau lihat, karena sebelumnya terdengar gamelan bunyi sendiri. Tapi dia malah marah, katanya saya ngarang,” cerita Gappan.

Satpam itu tetap tidak percaya dan menganggap Gappan sedang beralasan. Ia diminta kembali ke sekretariat dan dilarang mendekati ruang latihan lagi malam itu. Dengan perasaan bingung, Gappan pun menuruti perintah tersebut dan berusaha beristirahat.

Gamelan Kembali Berbunyi, Disertai Teriakan Misterius

Beberapa menit setelah berbaring, suara gamelan kembali terdengar. Kali ini tidak pelan dan bergantian, melainkan langsung serempak, seperti ada kelompok yang sedang memainkan gending sakral.

“Suaranya makin keras, padahal semua teman saya sudah pulang. Saya tidak berani keluar lagi,” katanya.

Tiba-tiba, dari luar gedung terdengar teriakan keras yang membuat Gappan terlonjak. Menurutnya, suara itu terdengar sangat mirip dengan suara satpam yang menegurnya beberapa menit sebelumnya.

"Saya yakin itu suara bapak satpam. Tapi saya tidak mau tahu. Saya pura-pura tidur saja," tambahnya.

Bunyi gamelan terus terdengar sekitar dua menit, lalu menghilang perlahan seperti ditiup angin. Malam itu berlalu begitu saja tanpa ada penjelasan apa pun. Namun sejak saat itu, Gappan mengaku setiap malam jumat Kliwon, dia memilih ngopi di warung ketimbang tidurr di sekretariatnya.

Cerita Mistis Kampus Madura yang Melegenda

Beberapa mahasiswa senior mengaku tidak kaget mendengar cerita Gappan. Menurut mereka, kejadian semacam itu sudah sering terdengar di kalangan mahasiswa seni.

“Dulu juga pernah ada yang dengar gamelan bunyi sendiri pas malam Kliwon,” kata mahasiswa lain beda kampus yang enggan disebut namanya.

Sementara dalam kepercayaan masyarakat Madura, malam Jumat Kliwon adalah waktu di mana makhluk gaib berinteraksi dengan dunia manusia. Suara gamelan yang berbunyi sendiri bisa dikaitkan dengan kehadiran roh penjaga tempat atau arwah penabuh lama yang belum tenang. Beberapa orang percaya, bunyi itu adalah tanda bahwa alat gamelan tersebut harus dibersihkan atau diupacarai kembali.

Cerita-cerita seperti ini membuat banyak mahasiswa lebih berhati-hati. Mereka memilih menghindari area ruang seni setiap malam Kliwon, apalagi jika sudah lewat tengah malam. Aura mistis yang menyelimuti gedung tersebut seakan sulit dijelaskan dengan logika biasa.*

Penulis: Fau

Sekilas pemberitahuan, kepada rekan-rekan yang memiliki cerita horror dan siap untuk dipublikasikan, bisa menghubungi Tintanesia lewat email atau nomor Whatsapp di Kontak Redaksi. Terimakasih.

Posting Komentar